Puisi ini sebenarnya bukan karya aku, melainkan aku nemuin puisi ini
dari sebuah catatan yg aku baca berulang kali, setelah aku sadari
ternyata nih puisi nyambung juga ya sama pengalaman yg aku alami, eitz
tapi jangan berfikir aku separah itu dulu ya. Dari setiap baitnya yg
menceritakan sebuah tragedi yg nggak akan pernah terlupakan, menurut
aku dalam puisi ini si penulis kayaknya menyesal gitu dan ngasih sinyal
ke temannya supaya teman yg lainnya nggak ngikutin perbuatan dia.
Buat penulis puisi di atas, aku post yaa puisinya buat isi blog ku.
Jangan marahh ;) hehe
Kawanku . . .
Sesaat catatan ini sampai ke tanganmu
Mungkin aku telah menyusun pembaringan abadi
Bersama kisah hidup yang ingin ku bagi
Disisi ruang pesakitan
Ku ungkit cerita silam
Masa suram ku dahulu
Dengan membutirkan penyesalan
Nikmat remaja yang tersesat
Diantara tawa kemabukan nan senyap
Menyandingkan dosa di atas nikmat
Kepuasan membunuh iman
Betapa tak peduliku
Bila dunia mengharamkan
Bagiku inilah kesenangan
Keriangan di sesat jalan
Ku permainkan rasa satu ke rasa lainnya
Ku hinggapi kecupan satu ke kecupan lainnya
Ku cicipi tubuh satu ke tubuh lainnya
Liarku tak bernorma
Pesan lewat jemari pilu
Setelah separuh cacat mendera
Raga kaku kini menggerat
Dalam sakit dan sekarat
Kawan andai kau masih termangu disana
Ingatlah aku dan kisahku
Maka hentikanlah menjadi aku
Dan kau tak perlu mencatatkan lagi kisahmu . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar